Gelar Andi di depan nama orang Sulawesi Selatan diciptakan Belanda untuk
menandai kaum bangsawan yang terpelajar.
Oleh: EKO RUSDIANTO
Andi Mattalatta
(1920-2004)
PADA 1929, Andi Mattalatta –di kemudian hari menjabat Panglima Kodam XIV
Hasanuddin (1957-1959)– melanjutkan pendidikannya di Openbare Schakelschool
Makassar. Di depan namanya dibubuhkan kata Andi.
Mattalatta mengetahui penjelasan mengenai nama Andi sebagai penanda untuk
membedakan keturunan bangsawan dari orang biasa, dari Muhayang Daeng Mangawing,
kepala sekolah di Gouvernament Inlandsche School Barru. Penjelasan lain dari Ince Nurdin, tokoh bangsawan di Makassar dan
mantan guru OSVIA (Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren). Menurutnya,
awal muasal kata Andi dikenalkan oleh B.F. Matthes, seorang misionaris Belanda,
pendiri sekolah OSVIA dan di kemudian hari dikenal sebagai pelopor penulisan
epik I La Galigo bersama Colliq Pujie
pada 1918.
“Matthes hendak menulis Standen Stelsel di Zuid Celebes seperti yang sudah ada di Jawa. Maka, sebagai awal usahanya itu, mulailah
dia memberikan titel Andi kepada semua golongan bangsawan yang
berada dalam jangkauan Departement O & E (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan),” kata Ince Nurdin, dikutip Mattalatta dalam Meniti Siri dan Harga Diri: Catatan dan Kenangan. Terjemahan bebas standen stelsel adalah asal-usul; dalam bahasa Bugis disebut assaleng, dan kabattuang dalam istilah
Makassar.
Setelah menguasai Makassar, pemerintah kolonial Belanda mengintervensi
kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan. Dan ketika sistem pemerintahan kolonial
berjalan maka dibutuhkan tenaga-tenaga ahli yang memiliki kemampuan baca tulis
–singkatnya kaum terpelajar. Untuk itu didirikanlah sekolah-sekolah Belanda. Di
Makassar sebagai tempat kedudukan pemerintahan kolonial dibangun sekolah lanjutan
seperti OSVIA, MULO (Meerder Uitbreiding Lager Onderwijs), AMS (Algemene
Middelbare School), Normaal School, dan HK (Holland Indlands Kwekschool).
Sementara di wilayah distrik, dibangun sekolah Gubernemen atau Sekolah Desa
dan Volks-School untuk sekolah lanjutan tiga tahun. Dan untuk pendidikan di
tingkat Afdeling didirikan sekolah seperti HIS dan Schakel School.
Menurut Mattulada dalam Sejarah, Masyarakat dan Kebudayaan
Sulawesi Selatan, jika ingin mengikuti sekolah dari tingkat HIS atau sekolah pamongpraja
yang lazim disebut Sekolah Raja seperti OSVIA, maka setiap siswa harus
menyertakan stamboom (daftar silsilah
keturunan) dan lembar pernyataan kesetiaan pada pemerintah Hindia Belanda.
“Sekolah-sekolah ini mencetak pegawai untuk pejabat-pejabat pemerintahan dan
pegawai administrasi untuk perusahaan-perusahaan,” tulis Mattulada.
Anak-anak bangsawan yang telah menamatkan sekolah memperoleh gelar “Andi”
di depan nama. Mattulada mencatat penggunaan gelar “Andi” ini dimulai sekitar
tahun 1930-an oleh para kepala swapraja dan keluarga bangsawan untuk memudahkan
identifikasi keluarga raja.
Sebelum pemerintah kolonial berkuasa, seorang bangsawan atau anak-anak raja
tak pernah menyematkan kata “Andi” di depan nama. Melainkan La ataupun I untuk laki-laki dan We untuk perempuan. Sementara untuk gelar kebangsawanan digunakan Opu, Daeng,
Karaeng, Arung, Bau’, atau Puang, sesuai daerah dan wilayahnya. Dan tak pernah
ada panggilan Andi.
Namun, adakah arti kata dari Andi? “Sebenarnya, Andi bukanlah titel
tingkatan derajat kebangsawanan. Andi itu kata panggilan atau sapaan dari
seseorang yang lebih muda usianya kepada yang lebih tua. Terjemahan bebasnya
adalah adinda,” kata Mattalatta.