A. Pengertian
Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang
sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara
umum.
Masyarakat Indonesia sekarang, telah banyak menggunakan
kata-kata serapan. Mereka berpendapat bahwa menggunakan kata-kata serapan
adalah suatu hal yang dapat menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang
terpelajar, gaul, modern dan lain-lain. Padahal, di sisi lain penggunaan kata
serapan tidak hanya menimbulkan dampak positif, namun juga akan menimbulkan
dampak negatif yang tidak disadari oleh masyarakat.
B.
Kata Serapan dalam bahasa Indonesia
Asal Bahasa
|
Jumlah Kata
|
Arab
|
1.495 kata
|
Belanda
|
3.280 kata
|
Tionghoa
|
290 kata
|
Hindi
|
7 kata
|
Inggris
|
1.610 kata
|
Parsi
|
63 kata
|
Portugis
|
131 kata
|
Sanskerta-Jawa Kuno
|
677 kata
|
Tamil
|
83 kata
|
Dalam
perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain,
seperti bahaa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa
asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia, terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah
yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan maupun
penulisannya. Kata-kata sepeerti itulah yang dinamakan dengan kata-kata serapan.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.
Proses
penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat dibawah ini
terpenuhi, yaitu :
a. Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya
b. Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimya
a. Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya
b. Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimya
Kata serapan masuk ke dalam Bahasa Indonesia dengan 4 cara yaitu :
1. Cara Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara
keseluruhan.
Contoh : supermarket, plaza, mall
2. Cara Adaptasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia
Contoh :
Pluralization > pluralisasi
Acceptability > akseptabilitas
3. Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia
Contohnya :
Overlap > tumpang tindih
Try out > uji coba
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia
Contohnya :
Overlap > tumpang tindih
Try out > uji coba
4. Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 1 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya 1, 2 atau 3 kata.
Contoh :
Effective > berhasil guna
Spare parts > suku cadang
Di
samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata
yang utuh. Kata seperti standardisasi,
implementasi, dan objektif diserap secara utuh di
samping kata standar, implemen, dan objek.
Pedoman
EYD mengatur kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur-unsur serapan. Beberapa
kaidah yang berlaku misalnya c
di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k
(cubic menjadi kubik, construction menjadi konstruksi),
q menjadi k (aquarium menjadi akuarium,
frequency menjadi frekuensi), f tetap f (fanatic menjadi fanatik, factor menjadi faktor),
ph menjadi f (phase menjadi fase,
physiology menjadi fisiologi).
Akhiran-akhiran
asing pun dapat diserap dan disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Misalnya akhiran -age menjadi -ase, -ist menjadi -is,
-ive menjadi -if.
Akan tetapi, dengan berbagai kaidah
unsur serapan tersebut, kesalahan penyerapan masih sering kali dilakukan oleh
para pemakai bahasa. Pujiono menemukan kata sportifitas lebih banyak muncul di
Google dibandingkan kata sportivitas,
demikian pula dengan kata aktifitas
dibandingkan dengan kata aktivitas.
Cara menulis
tidak menjadi pertimbangan penyesuaian kata serapan. Umumnya kata serapan
disesuaikan pada lafalnya saja. Meski kontak budaya dengan penutur bahasa-bahasa itu berkesan silih berganti, proses penyerapan itu ada kalanya
pada kurun waktu yang tmpang tindih sehingga orang-orang dapat mengenali suatu
kata serapan berasal dari bahasa yang mereka kenal saja
Satu
hal lagi, bahasa Indonesia memang termasuk luwes dalam menerima dan menyerap
unsur dari berbagai bahasa lain. Namun keluwesan ini hendaknya tidak membuat
kita serampangan dalam
membentuk istilah baru dan mengabaikan khazanah bahasa kita.
C. Contoh
Unsur Serapan:
NO
|
Kata Serapan
|
Kata
|
Asal
|
NO
|
Kata Serapan
|
Kata
|
Asal
|
Asing
|
Baku
|
Bahasa
|
Asing
|
Baku
|
Bahasa
|
||
1
|
Actor
|
Aktor
|
Inggris
|
26
|
Absent
|
Absen
|
Belanda
|
2
|
Allergy
|
Alergi
|
Inggris
|
27
|
Accu
|
Aki
|
Belanda
|
3
|
Access
|
Akses
|
Inggris
|
28
|
Agent
|
Agen
|
Belanda
|
4
|
Acting
|
Akting
|
Inggris
|
29
|
Album
|
Album
|
Belanda
|
5
|
Ballpoint
|
Bolpen
|
Inggris
|
30
|
Altaar
|
Altar
|
Belanda
|
6
|
Check
|
Cek
|
Inggris
|
31
|
Bak
|
Bak
|
Belanda
|
7
|
Detail
|
Detil
|
Inggris
|
32
|
Barak
|
Barak
|
Belanda
|
8
|
Dilemma
|
Dilema
|
Inggris
|
33
|
Balsem
|
Balsem
|
Belanda
|
9
|
Disco
|
Disko
|
Inggris
|
34
|
Bandiet
|
Bandit
|
Belanda
|
10
|
Dose
|
Dosis
|
Inggris
|
35
|
Batterij
|
Batere
|
Belanda
|