Berdasarkan aturan kebahasaan, penulisan gelar termasuk
kategori pemahaman tentang singkatan. Singkatan adalah kependekkan yang berupa
huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan
sesuai dengan bentuk lengkapnya. Selain itu, dalam buku pedoman umum
ejaan yang disempurnakan (EYD), penulisan gelar juga secaraintens disinggung,
bahkan disertai beberapa contoh penulisan yang benar. Namun demikian,
masyarakat masih saja banyak yang belum memahami dengan baik teknik penulisan
gelar yang benar.
Untuk lebih memahami bagaimana penulisan gelar yang baik dan
benar sesuai dengan EYD, silahkan simak tulisan berikut :
Andi Darmawati S.Pd. (salah)
Andi Darmawati. S.Pd. (salah)
Andi Darmawati, S.Pd. (benar)
Andi Darmawati, S.Pd, M.Pd. (salah)
Andi Darmawati, S.Pd., M.Pd (salah)
Andi Darmawati, S.Pd.,M.Pd. (benar)
Kendati hanya persoalan kecil, tetapi kebanyakan orang tidak
memahami penulisan gelar yang benar. Penulisan gelar sejatinya tidaklah sesulit
yang dibayangkan, tetapi juga tidak segampang yang sering dilakukan oleh
kebanyakan orang.
Jika dianalisis kata per kata, penulisan gelar dapat dinalar
melalui teori singkatan. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana
pendidikan, yang ditulis benar, Sarjana Pendidikan (S.Pd.),
dan ditulis di belakang nama penyandang gelar. Huruf “S“ pada kata
sarjana, ditulis dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik, merupakan
satu kata. Kemudian, huruf “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf
“D” ditulis dengan huruf kecil dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf
“D” ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari
rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan dari kata
“pendidikan”. Demikian pula singkatan-singkatan gelar lain yang
sejenis dengan contoh tersebut, juga akan mengalami proses kebahasaan yang
sama.
Lain halnya dengan singkatan pada gelar yang tanpa
menyertakan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu
kata. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana hukum, sarjana ekonomi, dan
sarjana pertanian. Jika disingkat, ketiga contoh gelar tersebut hanya terdiri
dari huruf awal, dan tanpa menyertakan huruf peluncur yang
merupakan bagian dari rangkaian kata, sehingga penulisannya pun
terdiri atas huruf per huruf serta masing-masing ditandai dengan
tanda baca titik.
Dengan demikian,
penulisan gelar sarjana hukum, ditulis di belakang nama penyandang gelar dengan
singkatan: S.H., sarjana ekonomi ditulis S.E., dan
sarjana pertanian ditulis S.P.. Penulisan-penulisan
gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, dan yang hanya terdiri dari dua
huruf atau lebih tanpa disertai dengan huruf peluncur sebagai
bagian dari rangkaian kata, harus mengikuti pola penulisan tersebut.
Berikut ini contoh-contoh penulisan gelar yang benar.
Gelar Sarjana
S.Ag. (Sarjana Agama)
S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
S.Si. (Sarjana Sains)
S.Psi. (Sarjana Psikologi)
S.Hum. (Sarjana Humaniora)
S.Kom. (Sarjana Komputer)
S.Sn. (Sarjana Seni)
S.Pt. (Sarjana Peternakan)
S.Ked. (Sarjana Kedokteran)
S.Th.I. (Sarjana Theologi Islam)
S.Kes. (Sarjana Kesehatan)
S.Sos. (Sarjana Sosial)
S.Kar. (Sarjana Karawitan)
S.Fhil. (Sarjana Fhilsafat)
S.T. (Sarjana Teknik)
S.P. (Sarjana Pertanian)
S.S. (Sarjana Sastra)
S.H. (Sarjana Hukum)
S.E. (Sarjana Ekonomi)
S.Th.K. (Sarjana Theologi
Kristen)
S.I.P. (Sarjana Ilmu Politik)
S.K.M. (Sarjana Kesehatan Masyarakat)
S.H.I. (Sarjana Hukum Islam)
S.Sos.I. (Sarjana Sosial Islam)
S.Fil.I. (Sarjana Filsafat Islam)
S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Islam), dsb.
Gelar Magister
M.Ag. (Magister Agama)
M.Pd. (Magister Pendidikan)
M.Si. (Magister Sains)
M.Psi. (Magister Psikologi)
M.Hum. (Magister Humaniora)
M.Kom. (Magister Komputer)
M.Sn. (Magister Seni)
M.T. (Magister Teknik)
M.H. (Magister Hukum)
M.M. (Magister Manajemen)
M.Kes. (Magister Kesehatan)
M.P. (Magister Pertanian)
M.Fhil. (Magister Fhilsafat)
M.E. (Magister Ekonomi)
M.H.I. (Magister Hukum Islam)
M.Fil.I. (Magister Filsafat Islam)
M.E.I. (Magister Ekonomi Islam)
M.Pd.I. (Magister Pendidikan Islam), dsb.
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
Gelar Sarjana Muda Luar Negeri
B.A. (Bechelor of Arts)
B.Sc. (Bechelor of Science)
B.Ag. (Bechelor of Agriculture)
B.E. (Bechelor of Education)
B.D. (Bechleor of Divinity)
B.Litt. (Bechelor of Literature)
B.M. (Bechelor of Medicine)
B.Arch. (Bechelor of Architrcture), dsb.
Gelar Master Luar Negeri
M.A. (Master of Arts)
M.Sc. (Master of Science)
M.Ed. (Master of Education)
M.Litt. (Master of Literature)
M.Lib. (Master of Library)
M.Arch. (Master of Architecture)
M.Mus. (Master of Music)
M.Nurs. (Master of Nursing)
M.Th. (Master of Theology)
M.Eng. (Master of Engineering)
M.B.A. (Master of Business Administration)
M.F. (Master of Forestry)
M.F.A. (Master of Fine Arts)
M.R.E. (Master of Religious Ediucation)
M.S. (Mater of Science)
M.P.H. (Master of Public Health), dsb.
Gelar Doktor Dalam Negeri
Penulisan gelar doktor dalam negeri pun sering tidak
dipahami dengan benar oleh kebanyakan orang, padahal jika kita mampu
menganalisis, tidaklah sulit untuk dapat menemukan jawabannya.
Penulisan gelar doktor dalam negeri sama dengan penulisan
gelar-gelar yang lain. Karena huruf “D” dan “R” merupakan rangkaian satu
kata, maka penulisan gelar doktor yang benar adalah: Dr. (Doktor), dan ditulis
di depan nama penyandang gelar. Huruf “D” ditulis dengan huruf besar, dan
huruf “R” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik pula.
Selain itu, di Indonesia juga memberlakukan sebutan
profesional untuk program diploma. Aturan main penulisan sebutan
profesional dalam negeri untuk program diploma ditulis di belakang nama
penyandang sebutan profesional tersebut. Perhatikan beberapa sebutan
profesional program diploma dalam negeri sebagai berikut.
Program diploma satu (D1) sebutan profesional ahli pratama,
disingkat (A.P.);
Program diploma dua (D2) sebutan profesional ahli muda,
disingkat (A.Ma.);
Program diploma tiga (D3) sebutan profesional ahli madya,
disingkat (A.Md.); dan
Program diploma empat (D4) sebutan profesional ahli,
disingkat (A.).
Akhir-akhir ini sebutan profesional untuk program diploma,
sebagaimana yang tertera itu, cenderung diikuti oleh ilmu keahlian yang
dimiliki. Sebagai misal, sebutan profesional untuk ahli muda kependidikan
disingkat A.Ma.Pd., ahli madya keperawatan disingkat A.Md.Per.,
ahli madya kesehatan disingkat A.Md.Kes., ahli madya kebidanan
disingkat A.Md.Bid., dan ahli madya pariwisata disingkat A.Md.Par.
Selanjutnya, banyak orang bertanya-tanya tentang beberapa
gelar doktor luar negeri yang tidak mereka pahami maksudnya, juga tidak mereka
ketahui cara penulisannya, sehingga banyak diantara mereka hanya
dapat memperkirakan maksud, dan demikian pula cara penulisannya. Karena
berdasarkan perkiraan belaka, maka banyak diantara mereka salah menebak maksud
serta cara penulisannya.
Penulisan gelar doktor, master, dan sarjana muda dari luar
negeri, ditulis di belakang nama penyandang gelar. Sebagaimana penulisan
gelar-gelar dalam negeri, penulisan gelar dari luar negeri pun sama. Untuk
dapat memahami penulisan yang benar, kita perlu menganalisis kata per kata
sebagaimana cara menganalisis kata per kata pada penulisan gelar dalam negeri.
Sebagai misal, gelar doctor of philosophy, yang ditulis
benar [Ph.D.]. Huruf “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi
huruf “H” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf
“H” ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian
satu kata dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan dari kata philosophy,
sedangkan huruf “D” ditulis dengan huruf besar sebagai singkatan dari kata doctor,
dan diakhiri dengan tanda titik.
Perhatikan beberapa gelar doktor luar negeri yang sering
kita jumpai di Indonesia, dan contoh penulisannya:
Ph.D. (Doctor of Philosophy);
=>
Sigit Sugito, Ph.D.
Ed.D. (Doctor of Education);
=>
Sigit Sugito,
Ed.D.
Sc.D. (Doctor of Science);
=>
Sigit
Sugito, Sc.D.
Th.D. (Doctor of Theology);
=>
Sigit
Sugito, Th.D.
Pharm.D. (Doctor of Pharmacy);
=>
Sigit Sugito, Pharm.D.
D.P.H. (Doctor of Public Health);
=>
Sigit Sugito, D.P.H.
D.L.S. (Doctor of Library Science);
=>
Sigit Sugito, D.L.S.
D.M.D. (Doctor of Dental Medicince);
=>
Sigit Sugito, D.M.D.
J.S.D. (Doctor of Science of Jurisprudence). =>
Sigit
Sugito, J.S.D., dsb.
Tambahan lagi, penulisan gelar ganda yang kedua gelar
tersebut berada di belakang nama penyandang gelar, juga perlu memperhatikan
teknik penulisan yang benar. Bahwasanya, selama ini kita sering menjumpai
bahkan mungkin, menjadi pelaku sendiri penulisan gelar ganda yang tidak
memperhatikan tata cara penulisan yang benar.
Tenik penulisan gelar ganda yang kedua-duanya berada di
belakang nama penyandang gelar, banyak terkait dengan penggunaan tanda baca
koma (,). Penulisan yang benar adalah setelah nama (penyandang gelar),
dibubuhkan tanda koma (,) kemudian diikuti gelar yang pertama, ditulis dengan
teknik penulisan yang benar, lalu dibubuhkan tanda koma untuk penulisan gelar
yang kedua, dan seterusnya (jika ada gelar-gelar yang lain). Perhatikan
beberapa contoh penulisan gelar ganda di bawah ini:
Endra Lesmana, S.Ag., S.H.
Endra Lesmana, S.Pd., S.S.
Endra Lesmana, S.Hum., S.Pd.I.
Jika penyandang gelar memiliki gelar lebih dari dua gelar,
dan semuanya berada di belakang nama penyandang gelar, teknik penulisannya pun
sama. Perhatikan pula beberapa contoh penulisan gelar yang lebih dari dua gelar
di belakang nama penyandang gelar.
Imam Prasodjo, S.S., M.Hum., M.Pd.
Imam Prasodjo, S.Pd., S.S., M.Ed.
Imam Prasodjo, S.Ag., M.E.I., Ph.D.
Penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang
ditulis dengan huruf balok (kapital), gelar tetap ditulis sesuai dengan
penulisan gelar yang benar. Jika gelar tersebut terdapat huruf peluncur sebagai
bagian dari rangkaian satu kata, sebagai misal, gelar S.Ag., S.Pd., S.Pt.,
huruf g, d, dan t yang posisinya sebagai huruf peluncur dari
rangkaian satu kata, tidak ditulis dengan huruf besar. Perhatikan beberapa
contoh di bawah ini:
Ditulis
Benar
Ditulis
Salah
Juga Ditulis Salah
Hadi Mulya,
S.Pd.
HADI MULYA, S.PD.
HADI MULYA,
S.Pd.
Hadi Mulya,
S.Ag.
HADI MULYA, S.AG. HADI MULYA,
S.Ag.
Hadi Mulya, S.Pt.
HADI
MULYA, S.PT. HADI MULYA, S.Pt.
Di dalam aturan kebahasaan, nama orang tidak dibenarkan
ditulis dengan huruf balok (kapital), kecuali untuk kepentingan tertentu. Jika
ditulis, huruf balok (kapital) hanya dibenarkan ditulis pada awal kata nama
orang. Karena itu, penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang
sama-sama ditulis menggunakan huruf balok, tidak hanya salah, tetapi sudah
salah kaprah.
*****ADR*****