Pembelajaran berdiferensiasi (bahasa inggris : differentiated instruction) adalah
proses atau filosofi untuk pengajaran efektif dengan memberikan beragam cara untuk
memahami informasi baru untuk semua siswa dalam komunitas ruang kelasnya yang
beraneka ragam, termasuk cara untuk: mendapatkan konten; mengolah, membangun,
atau menalar gagasan; dan mengembangkan produk pembelajaran dan ukuran penilaian
sehingga semua siswa di dalam suatu ruang kelas yang memiliki latar belakang
kemampuan beragam bisa belajar dengan efektif. (1) Proses mendiferensiasikan
pelajaran dilakuka\n untuk menjawab kebutuhan, gaya, atau minat belajar dari masing-
masing siswa(2)(Wikepedia)
Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu
setiap murid.
Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar
berbagai cara yang berbeda untuk mengajar sesuai jumlah murid di dalam kelasnya.
Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang
lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan
berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang
dengan yang kurang.
2
Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang
semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan
pembelajaran sekaligus, dimana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si
A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan.
Jadi prinsipnya pembelajaran berdiferensiasi mengakomodasi dari semua
perbedaan dan latar belakang peserta didik, guru memberikan pelayanan terhadap
keberagaman peserta didik, karena setiap peserta didik tumbuh dan berkembang di
lingkungan dan budaya yang berbeda sesuai dengan kondisi geografis tempat dan
lingkungan mereka.
Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan dengan beragam cara kepada peserta
didik dalam komonitas ruang kelasnya, termasuk cara mendapatkan konten; mengolah,
membangun, dan mengembangan produk dan model pembelajaran yang efektif dan
menarik di era pandemi covid-19.
Staretegi pembelajaran berdiferensiasi yaitu :
a. Diferensiasi Konten
Berkaitan dengan apa yang diajarkan kepada peserta didik dan
mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik baik dalam aspek
kesiapan belajar, aspek minat peserta didik, dan aspek profil belajar peserta didik atau
mengkombinasikan ketiganya.
1. Kesiapan belajar peserta didik bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ).
Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau
keterampilan yang dimiliki peserta didik saat ini, sesuai dengan
keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan
3
2. Minat merupakan salah satu motivator penting bagi peserta didik untuk dapat
„terlibat aktif‟ dalam proses pembelajaran. Peserta didik yang berbeda akan
menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Gagasan untuk membedakan
melalui minat adalah untuk “menghubungkan” peserta didik pada pelajaran
untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat peserta didik tetap
tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja peserta didik dalam hal ini
salah satu contohnya setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda
3. Pemetaan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan profil belajar adalah
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara
natural dan efisien dengan demikian guru perlu memvariasikan metode dan
pendekatan mengajar mereka.
b. Diferensiasi Proses
Dalam kegiatan ini guru perlu memahami apakah pesera didik akan belajar
secara berkelompok atau mandiri. Guru menetapkan jumlah bantuan yang akan
diberikan pada peserta didik. Siapa sajakah peserta didik yang membutuhkan bantuan
dan siapa sajakah peserta didik yang membutuhkan pertanyaan pemandu yang
selanjutnya dapat belajar secara mandiri. Semua hal tersebut harus dipertimbangkan
dalam skenario pembelajaran yang akan dirancang. Cara diferensiasi proses di
antaranya:
1. Kegiatan berjenjang, di mana semua peserta didik bekerja membangun
pemahaman yang sama tetapi dilakukan dengan dukungan, tantangan dan
kompleksitas yang berbeda.
4
2. Kegiatan berjenjang, di mana semua peserta didik bekerja membangun
pemahaman yang sama tetapi dilakukan dengan dukungan, tantangan dan
kompleksitas yang berbeda.
3. Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan melalui sudut-sudut
minat, dengan demikian akan mendorong peserta didik mengeksplorasi
berbagai materi yang dipelajari.
4. Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan melalui sudut-sudut
minat, dengan demikian akan mendorong peserta didik mengeksplorasi
berbagai materi yang dipelajari.
5. Membuat agenda individual untuk peserta didik, misalnya guru membuat
daftar tugas berisi pekerjaan umum untuk semua kelas serta daftar pekerjaan
yang terkait dengan kebutuhan individual peserta didik. Jika peserta didik
telah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka mereka dapat selesai
melihat agenda individual dan pekerjaan yang dibuat khusus untuk mereka
6. Mengembangkan kegiatan yang bervariasi yang mengakomodasi gaya
belajar visual, auditori, kinestetik dan bisa dikelompokkan secara fleksibel
yang sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat murid.
c. Diferensiasi Produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru.
Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes,
pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting
produk ini harus mencerminkan pemahaman peserta didik yang berhubungan dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
5
Cara mendiferensiasi produk dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan
mempertimbangkan kebutuhan belajar pesera didik terlebih dahulu sebelum
memberikan penugasan produk. Penugasan produk harus membantu peserta didik secara
individual atau kelompok, menentukan kembali atau memperluas apa yang mereka
pelajari selama periode waktu tertentu (satu semester atau satu tahun). Produk sangat
penting karena mewakili pemahaman dan aplikasi dalam bentuk yang luas, produk juga
merupakan elemen kurikulum yang langsung dapat dimiliki oleh peserta didik.
Diferensiasi produk meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan atau
keragaman dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan
pembelajaran yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspetasi
pada peserta didik, di antaranya menentukan: 1) kualitas pekerjaan apa yang diinginkan;
2) konten apa yang harus ada pada produk; 3) Bagaimana cara mengerjakannya; 4) Sifat
dari produk akhir apa yang diharapkan
Walaupun pesera didik memberikan informasi tambahan membantu guru
memodifikasi prasyarat produk yang harus dihasilkan agar sesuai dengan kesiapan,
minat dan kebutuhan belajar individu namun gurulah yang tetap harus mengetahui dan
mengkomunikasikan indikator kualitas dari produk tersebut.
Di era pandemi covid-19, guru harus jelih membaca situasi dan keberagaman
siswa, differensiasi yang mana yang cocok diterapkan buat peserta didiknya dalam
komonitas kelasnya masing-masing.
Guru harus jelih menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.
Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan
belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan beberapa sumber yang
6
berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. Manajemen
kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang
memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga
walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara
efektif.
Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate
Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat
mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.
1. Kesiapan Belajar
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru.
Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid
keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan
dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.
Perlu diingat bahwa kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat
intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau
keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau
pengetahuan baru yang akan diajarkan. Adapun tujuan melakukan pemetaan kebutuhan
belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat
kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan
belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013).
7
2. Minat Murid
Kita tahu bahwa seperti juga kita orang dewasa, murid juga memiliki minat
sendiri. Ada murid yang minatnya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains,
drama, memasak, dsb. Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk
dapat „terlibat aktif‟ dalam proses pembelajaran. Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa
mempertimbangkan minat murid dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan
diantaranya:
Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan
mereka sendiri untuk belajar;
- Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran.
- Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai
jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau
baru bagi mereka.
- Meningkatkan motivasi murid untuk belajar
3. Profil Belajar Murid
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya,
kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan
berhubungan dengan gaya belajar seseorang. Menurut Tomlinson (dalam Hockett,
2018) profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar,
yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin dll.