Sabtu, 03 Februari 2018

Pergeseran Makna Kata dalam Bahas Indonesia



Bahasa  sangat dinamis,  sebuah bahasa   tumbuh, berkembang, atau punah dipengaruhi berbagai faktor. Dinamika bahasa  terjadi pada ranah makna,  Makna kata dapat berubah        atau  bergeser dari makna yang sebelumnya.
Ada dua faktor yang menyebabkan perubahan dari makna,  yaitu  faktor Linguistik  (faktor dari bahasa itu sendiri) dan faktor nonlinguistik (faktor dari luar bahasa itu sendiri).

faktor Linguistik 
a.  Proses pengimbuhan afiksasi.
b. Proses pengulangan reduplikasi.
c.  Proses penggabungan komposisi.

faktor nonlinguistik

a. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan  Teknologi .
b. Perkembangan Sosial dan Budaya.
c.  Perbedaan Bidang Pemakaian.

Ada 6 jenis pergeseran makna di dalam bahasa Indonesia, di antaranya adalah generalisasi, spesialisasi, ameliorasi, peyorasi, sinestesia dan asosiasi. Berikut ini adalah pembahasan jenis-jenis pergeseran makna beserta contoh-contohnya.
1. Generalisasi (Perluasan)
Generalisasi adalah kata-kata yang maknanya mengalami pergeseran menjadi lebih luas dibanding dengan makna sebelumnya.
Berlayar
Makna kata berlayar yang dahulu adalah melaut dengan perahu yang memiliki layar saat ini meluas menjadi semua kegiatan melaut meskipun tidak menggunakan perahu layar.
Contoh:
Kapal titanic yang tenggelam di lautan sedang berlayar dari Italia menuju Inggris.
Papan

Makna kata papan yang dahulu hanyalah sebagai potongan kayu yang pipih, kini maknanya meluas menjadi barang-barang mewah.
Contoh:
Di zaman modern ini kita harus bekerja dengan giat untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, maupun papan.
Kepala
Makna kata kepala yang dahulu hanya berarti anggota tubuh , kini maknanya meluas menjadi pemimpin atau ketua dari sebuah kelompok atau instansi.
Ayahnya menjabat sebagai kepala sekolah di SMAN 2 Sengkang.
Jurusan
Makna kata jurusan dahulu adalah sebuah arah atau tujuan dari angkot, kini berubah menjadi spesialisasi atau bidang ilmu yang ditekuni.
Contoh:
Saya adalah seorang mahasiswa Universitas Mentari jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
2. Spesialisasi (Menyempit)
Berbeda dengan generalisasi, kata-kata yang mengalami spesialisasi maknanya menjadi sempit dari makna sebelumnya.
Pembantu

Makna kata pembantu yang dahulu merupakan setiap orang yang meringankan urusan orang, kini hanya menjadi orang yang membantu urusan rumah tangga.
Contoh:
Karena pekerjaan rumah yang sangat banyak, Kakaku menangkat seorang pembantu di rumah.
Guru
Makna kata guru dahulu adalah setiap orang yang membimbing atau mengajarkan sesuatu, kini makna guru hanya sebatas pengajar di sekolah.
Contoh.
Selain menjadi pengajar di sanggar seni, Darma adalah seorang guru di SMAN 2 Sengkang.
3. Ameliorasi (Membaik)
Kata-kata yang mengalami ameliorasi maknanya berubah menjadi lebih baik atau lebih sopan dari kata sebelumnya. Kata-kata yang mengalami ameliorasi maknanya menjadi lebih tinggi dan halus.

Buta
Kata buta setelah mengalami ameliorasi menjadi Tuna netra, yaitu orang yang tidak bisa melihat sama sekali.
Contoh:
Para penyandang tuna netra membaca dengan menggunakan huruf braille.
Bui

Kata bui setelah mengalami ameliorasi menjadi lembaga pemasyarakatan, yaitu tempat menahan orang-orang yang bermasalah dengan hukum.
Contoh:
Penjahat kelas kakap itu ditahan di lembaga pemasyarakatan Cipinang.
4. Peyorasi (Memburuk)
Peyorasi adalah pergeseran makna pada suatu kata yang menyebabkan kata tersebut menjadi kurang baik atau tidak enak didengar dari kata sebelumnya.
Istri
Kata istri yang mengalami peyorasi menjadi bini, yaitu pasangan suami atau ibu dari anak-anak.
Contoh:
Dia terus merenung memikirkan anak bininya di rumah yang sedang menantinya dengan kelaparan.
Menurunkan
Kata menurunkan mengalami peyorasi menjadi melengserkan, yang berarti mengganti posisi seseorang dengan orang baru.
Contoh:
Presiden Soeharto dilengserkan oleh ribuan mahasiswa yang berdemo pada waktu itu.
5. Sinestesia
Kata-kata yang mengalami sinestesia mengalami pertukaran makna dalam hal tanggapan indera akan makna tersebut, seperti kata yang biasa diterima oleh telinga bisa diterima oleh mata dan seterusnya.
Indah
Kata Indah yang sejatinya hanya bisa dirasakan oleh indera penglihatan yang berarti bagus, kini bisa juga diterima oleh indera pendengaran yang berarti merdu.
Contoh:
Penanyi itu memiliki suara yang sangat indah dibandingakan dengan penyanyi lainnya.
Manis
Kata manis yang  lazimnya bisa diterima oleh indera perasa mengalami sinestesia sehingga bisa dirasakan oleh mata yang berarti cantik atau menawan.
Contoh:
Gadis yang memakai baju biru itu manis sekali.
6. Asosiasi (Persamaan Makna)
Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat. Asosiasi disebabkan oleh adanya perbedaan penggunaan kata pada suatu masyarakat.
Kursi
Makna kursi yang berarti tempat duduk mengalami asosiasi yang berarti kedudukan, jabatan atau pangkat.
Contoh:
Para calon anggota dewan memperebutkan ribuan kursi di Senayan dalam pemilu kali ini.
Parasit
Kata parasit yang berarti makhluk hidup kecil mengalami asosiasi menjadi orang-orang yang merugikan orang lain.
Contoh:
Aku baru sadar bahwa selama ini dia adalah parasit yang menganggu kehidupanku dan keluargaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Pelajaran Tauhid Sejak Dini pada Anak!

      Pelajaran tauhid sangat penting diberikan kepada anak sejak dini, supaya menuntun keyakinannya kepada kuasa Allah SWT, serta dapat men...