Kamis, 03 Oktober 2019

BATIK MERUPAKAN WARISAN BUDAYA INDONESIA


Batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia internasional oleh Presiden Soeharto saat mengikuti konferensi PBB. Padahal dulunya, batik kurang mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda.Merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Selain sebagai warisan budaya, keindahan batik juga telah diakui dunia, beberapa tokoh dunia pernah menggunakan batik Indonesia dalam berbagai kesempatan seperti Nelson Mandela, Barack Obama dan Bill gates. Bahkan, Nelson Mandela ketika disemayamkan menggunakan salah satu batik Indonesia kesayangannya.
Dulu Malaysia pernah mengklaim batik adalah milik mereka. Polemik pun muncul akibat klaim Negeri Jiran terhadap batik ini. Tahun 2008 Pemerintah Indonesia tidak diam dengan klaim Malaysia tersebut. Pemerintah Indonesia pun mendaftarkan Batik ke dalam jajaran daftar representatif budaya tak benda warisan manusia UNESCO atau Representative List of Intangible Cultural Heritage-UNESCO.
Untuk mendapat pengakuan representatif sebagai warisan budaya, proses yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia terbilang cukup panjang. Berawal pada 3 September 2008 dengan proses Nominasi Batik Indonesia ke UNESCO, yang kemudian diterima secara resmi oleh UNESCO pada 9 Januari 2009 untuk diproses lebih lanjut.
Puncaknya, pada tanggal 2 Oktober 2009 diakhiri dengan UNESCO mengukuhkan batik Indonesia dalam daftar representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia yang dilaksanakan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Tanggal 2 Oktober juga diperingati sebagai Hari Batik Nasional.
"Tahun 2009 UNESCO menetapkan batik sebagai warisan dunia. Presiden SBY kemudian menjadikan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional," kata SBY lewat akun twitternya, Kamis (2/10).
Pengukuhan dari UNESCO serta pendeklarasian dari Presiden telah menghapus pengklaiman yang digencarkan oleh negara tetangga, Malaysia.
Setelah batik resmi dikukuhkan oleh UNESCO, Kementerian kebudayaan dan pariwisata berharap batik bisa diapresiasi oleh masyarakat Indonesia dengan memakai produk budaya sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari. Setiap 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Na

Rabu, 11 September 2019

Selamat Jalan Bapak Demokrasi Indonesia


Magrib hari ini, 11 September 2019, Presiden Ke-3 Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia di Jakarta. Satu sosok besar Indonesia baru saja berpulang. 
Bacharuddin Jusuf Habibie menjadi presiden Indonesia lewat jalan dramatis karena kebetulan menjadi wakil presiden di waktu genting. Hanya 70 hari ia menjabat wakil presiden. Periode kepresidenannya adalah yang paling singkat di antara 7 presiden (yang diakui di) Indonesia, tapi bisa dibilang juga yang paling krusial. Di masa pemerintahannya, Timor Timur merdeka. Perannya dikecilkan sejarah, mula-mula sebagai figur genial, belakangan sebatas simbol cinta sejati.
                                                                                                                                      
                                                                           *******
Dalam sebuah pernyataannya di bulan Juli 1999, Habibie mengibaratkan kondisi Indonesia ketika ia dilantik sebagai presiden (setelah menjabat sebagai wakil presiden selama 70 hari) layaknya pesawat yang tengah mengalami “super stall”. Daya angkatnya nol dan menjelang jatuh. Penduduk Indonesia berjumlah 210 juta orang adalah penumpang yang tidak menyadari pesawat tengah menuju kejatuhan. Sementara, pilotnya sedang tidak sadarkan diri. Habibie adalah kopilot yang harus segera mengambil alih kendali dan menyelamatkan pesawat.
Saat itu, Habibie hanya memiliki dua pilihan. Masuk kabin dan menjelaskan kepada penumpang bahwa pesawat akan jatuh atau tetap diam dan mencoba menyelamatkan pesawat. Sementara waktu terus berkurang.
Siapa pun yang menjadi pilot di saat-saat seperti itu, kata Habibie, tidak bisa melakukan sesuatu menurut keinginannya. Ia harus berkompromi dengan keadaan. Jika ia tidak melakukan itu, maka Indonesia akan mengalami “balkanisasi”. Pecah menjadi negara-negara kecil seperti yang terjadi di Yugoslavia.
“Kalau saya tidak mengambil kebijakan yang sesuai dengan kriteria yang saya tentukan, kondisi di Indonesia bisa lebih tidak rasional. […] Bangsa Indonesia dapat terpecah-pecah mengalami ‘Balkanisasi’. […] Negara yang besar terpecah-pecah menjadi negara-negara yang kecil. Di Afghanistan dan Irak dibayar dengan darah. Jika ini terjadi, maka yang menderita adalah rakyat,” tulis Habibie dalam memoarnya, Detik-detik yang Menentukan (2006: 449).
Indonesia di awal tahun 1998 adalah pesawat yang mengalami “super stall” dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan psikologi. Menghadapi situasi tersebut, Habibie yang telah “berada di kokpit” selama 20 tahun sebagai menteri dan sebagai wakil presiden selama 70 hari adalah orang tepat di waktu dan tempat yang tepat, serta mengerjakan hal tepat. Setelah dilantik, Habibie meprediksi, jika hingga September 1998 krisis politik dan ekonomi tak teratasi, maka pemerintahan Indonesia akan jatuh.

“Menjadi presiden, bukan segalanya bagi saya, tetapi yang penting apa yang terbaik bagi bangsa ini,” tulisnya (2006 : 450).
Naiknya Habibie disambut pesimisme. Ia diragukan mampu melaksanakan agenda reformasi sebab dianggap merupakan bagian dari Orde Baru. “Prasangka dan praduga negatif mengenai saya adalah wajar saja. Rakyat akan menilai dan sejarah mencatat,” Habibie mengatakan (2006: 54).
Kebijakannya perdananya menggambarkan usahanya menyelamatkan negara dari “super stall” tersebut. Sehari setelah dilantik, pada 22 Mei 1999, ia langsung melantik kabinet baru yang dinamai Kabinet Reformasi Pembangunan. Terdapat 36 menteri dalam kabinet ini, yang terdiri dari 4 menteri negara koordinator, 20 menteri negara pemimpin departemen, dan 12 menteri negara yang menangani tugas tertentu.
Kabinet tersebut mencerminkan semua unsur kekuatan bangsa, meliputi Partai Persatuan Pembangunan, Partai Demokrasi Indonesia, Golongan Karya, ABRI, unsur daerah, kaum intelektual, dan lembaga swadaya masyarakat. Ini merupakan langkah demokratis awal untuk menjawab tuntutan Reformasi.
Di saat yang sama, Habibie juga mengumumkan pemisahan Bank Indonesia (BI) dari pemerintahan, dengan tidak memasukkan Gubernur BI dalam kabinet barunya. Ia beralasan bahwa dengan begitu, BI menjadi lembaga independen yang dapat membuat kebijakan yang logis, tanpa intervensi politik. Selain itu, negara juga tidak diperbolehkan meminjam dana ke BI, melainkan harus ke pasar modal. Ini merupakan cara Habibie untuk menyehatkan nilai tukar rupiah guna menyelesaikan krisis moneter.
Kebijakan Habibie lainnya adalah tetap memperbolehkan mata uang rupiah bergerak sesuai dengan ekonomi pasar, membebaskan semua tahanan politik, memberi kebebasan pers, kebebasan berbicara, dan berdemonstrasi, serta berkunjung ke DPR/MPR untuk berkonsultasi tentang jadwal Sidang Istimewa MPR dan Pemilu.
Ia juga memberi kebebasan berpendapat dan menguatkan legitimasi DPR/MPR. Pertimbangannya, dalam krisis politik 1998, salah satu tuntutan rakyat adalah adanya kebebasan dan kemerdekaan. Derivasi dari dua tuntutan ini adalah hak asasi manusia dan demokrasi. Tuntutan ini adalah wajar. Seiring dengan kemajuan yang dibawa pembangunan, sistem pendidikan semakin baik dan sistem informasi semakin sempurna sehingga kualitas SDM semakin meningkat. Namun, perkembangan ini tidak disertai dengan proses keterbukaan dan demokratisasi pemerintah dan pemimpin nasional.

Sejarah membuktikan, para pemula paling banyak lahir dan berkembang menjadi unggul dan andal dalam satu masyarakat yang bebas total (bebas dari dogma), merdeka, dan demokratis. Para pemula ini menjadi salah satu penggerak utama dalam peningkatan produktivitas dan daya saing suatu masyarakat.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Habibie memutuskan untuk menyediakan ruang bagi setiap orang untuk mengeluarkan pendapat dan berunjuk rasa tanpa rasa takut. Pers juga diberi kebebasan mengeluarkan pendapat, dengan segala konsekuensinya. Tahanan politik juga segera dilepaskan. Kelak, tidak boleh terjadi seseorang dipenjarakan karena bertentangan pendapat atau rencana dengan presiden.
Kuatnya pengaruh lembaga eksekutif dalam lembaga yudikatif dengan keberadaan Keluarga Besar Golkar membuat DPR/MPR tidak memiliki legitimasi di mata rakyat. Ditambah lagi dengan adanya kewajiban bagi PNS untuk memilih Golkar dalam pemilu. Menurut Habibie, DPR dan MPR harus diberi legitimasi yang kuat berdasarkan pemilu yang demokratis. Dengan demikian, sebelum Pemilu 1999, Habibie membubarkan Keluarga Besar Golkar dan menghapus kewajiban bagi PNS untuk memilih Golkar. Ia juga membuka kesempatan untuk membuat partai politik apa saja, asalkan tidak melanggar UUD 1945 dan ketetapan MPR. Sebelumnya, pemerintah hanya mengizinkan dua partai, yakni PDI dan PPP serta Golongan Karya menjadi peserta pemilu.
Secara keseluruhan, selama 512 hari Habibie menjabat sebagai presiden ketiga, ia telah melakukan reformasi di bidang ekonomi, politik, HAM, dan birokrasi, serta menuntaskan permasalahan Timor Timur. Semua kebijakannya dilakukan dalam kerangka demokratisasi Indonesia. Oleh karena itu, menurut Bilveer Singh, profesor ilmu politik dari National University of Singapore, jika Sukarno disebut sebagai “Bapak Kemerdekaan Bangsa” dan Soeharto sebagai “Bapak Pembangunan Nasional”, maka Habibie adalah “Bapak Demokrasi Indonesia”.




Kamis, 05 September 2019

Apa Pendapat Anda Mengenai Wacana Pemindahan ibu kota Indonesia?

                                        Istanah Medekan Republik Indonesia

Isu pemindahan ibu kota Indonesia sedang hangat diperbincangkan belakangan ini. Menurut hemat saya, wacana pemindahan ibu kota tidak muncul baru-baru ini. Wacana seperti ini mungkin dapat dikaji terlebih dahulu dengan melakukan penelitian dan semacamnya. Tujuannya adalah apa yang menjadi pertimbangan untuk diwujudkannya wacana tersebut sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Perlu adanya penyelarasan antara hal-hal yang menjadi pertimbangan untuk dipindahkannya ibu kota Indonesia dengan apa yang diharapkan dari pemindahan tersebut. 
Jika pemindahan ibu kota Indonesia ini disejajarkan dengan dipindahkannya ibu kota Amerika Serikat dari New York ke Washington D.C., bagi saya, bukanlah suatu perbandingan yang apple to apple. Akan tetapi, Indonesia dapat saja mengambil pelajaran dari apa yang sudah terjadi di Amerika Serikat terkait wacana ini. Satu hal yang menjadi pertanyaan adalah apakah pemindahan ibu kota ini akan berganti pula pusat pemerintahannya? Jika pemindahan ibu kota sekaligus berganti pula pusat pemerintahannya, menurut saya hal ini harus dikaji betul apakah kota yang nantinya menjadi ibu kota baru dapat memungkinkan untuk dijadikan pula sebagai pusat pemerintahan?
Kita bisa saja mengambil contoh dari Malaysia. Ibu kota Malaysia tidak berada di wilayah yang sama dengan pusat pemerintahannya. Ibu kotanya berada di Kuala Lumpur, sementara pusat pemerintahannya berada di Putra Jaya. Mungkin masih banyak negara lain yang sama dengan apa yang terjadi di Malaysia. Akan tetapi, dalam kasus ini saya akan mencoba mengambil contoh yang lebih dekat dengan Indonesia, yakni Malaysia. Berdasarkan pengalaman saya, perbedaan wilayah yang dijadikan sebagai ibu kota dan pusat pemerintahan di sana (Malaysia), membuat segala urusan pemerintahan menjadi terpusat dan cenderung kondusif apabila dipisahkan dengan ibu kota. Kawasan Putra Jaya yang merupakan pusat pemerintahan Malaysia cenderung sepi dan tenang, berbeda kondisinya dengan apa yang ada di Kuala Lumpur yang lebih ramai. 
Sedikit penutup dari saya, wacana seperti ini sudah seharusnya memang perlu banyak belajar dari negara-negara lain. Apabila pemerintah sudah mengkaji lebih dalam terkait hal ini, mungkin saja dapat diwujudkan. Namun, satu hal yang pasti, apakah rakyat Indonesia, khususnya warga Jakarta akan siap juga menerima pemindahan ibu kota tersebut?

Rabu, 04 September 2019

Mobil Pete-pete di Wajo Tabrak Dumptruck yang Berhenti



Dua kendaraan terlibat kecelakaan di Dusun Dare Gettae Desa Ujung Baru Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Kamis 29/8/2019.


Kecelakaan maut terjadi di jalur poros Sengkang-Atapange tepatnya di kilometer 7-8 Dusun Dare Gettae Desa Ujung Baru Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Kamis 29/8/2019.
Kendaraan roda Empat (mobil) jenis Carry menabrak mobil dumptruk yang berhenti. Mobil penumpang umum (pete-pete) itu bernomor polisi (Nopol) DW 8920 BK, yang dikemudikan oleh Sukiman (36) warga asal Leppangeng Kelurahan Cempalagi, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo. Kecelakan berawal saat mobil nahas itu, bergerak dari arah Barat ke Timur dengan kecepatan tinggi namun pada saat di TKP menabrak bagian  belakang sudut sebelah kanan sebuah Dump Truck DD 8717 AW yang sementara berhenti.

Kepala Satuan Lalulintas Polres Wajo AKP Muh Yusuf membenarkan peristiwa tersebut, dan kecelakaan sempat menyita perhatian warga serta pengendara lain yang sedang melintas, korban rencananya akan ke Pasar.
"Mobil carry dengan 4 penumpang termasuk sopir, diketahui menabrak dump truck yang sedang berhenti, semua korban dievakuasi ke sarana kesehatan, ada Tiga orang meningga dunia," singkat AKP Muh Yusuf.

Laporan: Ichal Mahendra di kliksulsel.com





Senin, 26 Agustus 2019

SAUDARA KANDUNGMU ADALAH ORANG PENTING DALAM HIDUPMU (Jangan Pernah Lupakan Itu!)






Kehidupan adalah sebuah takdir dari yang kuasa  yang wajib  disyukuri,   Allah yng menentukan kehidupan dan kematian, begitu juga  kedua orang tua serta yang menjadi saudara sedarah kita.  Sudah menjadi ketentuan orang-orang yang sedarah di dekat kita, kehidupan tidak bisa dipilih bahwa  ingin menjadi anak seorang presiden, anak konglemerat, anak artis dan sebagainya. Suka tidak suka tentang orang tuannya maka harus diterima bahwa be itulah kedua orang tua kita, dari keturunan kedua orang tua, sehingga kita memiliki saudara.
  Bukanlah sebuah kebetulan ketika kita memiliki saudara kandung entah itu kakak atau adik. Kehadiran mereka memberikan banyak warna dalam hidup kita. Tidak hanya ketika kita masih kecil, namun juga saat sudah dewasa. Dan alangkah lebih manis lagi, ketika kita bisa menua bersama mereka, bersama kemenakan, serta cucu dan cicit.
Mengapa hubungan yang sehat dengan saudara kandung sangat penting dalam kehidupan? Psychologytoday.com menyebutkan setidaknya ada tiga alasan:
  1. Sahabat  mungkin datang dan pergi silih berganti, namun saudara kandung adalah sahabat yang tidak akan pergi. Hubungan bersaudara dapat dikatakan sebagai salah satu hubungan terpanjang yang dapat dimiliki manusia.
  2. Hubungan saudara tidak dibuat-buat dan selalu apa adanya. Karena kita bertumbuh bersama mereka dan orang tua kita,  suka dan duka bersama mereka, kenangan pahit dan manis terukir di benak kita masing-masing, sehingga sulit terpisahkan karena terikat secara lahir dan bathin.
  3. Hubungan dengan saudara kandung adalah hubungan yang unik, yang tidak kita temukan dalam hubungan lain.

     Bagaimana caranya menjalin hubungan yang sehat dengan saudara kandung kita?

  1. Jangan biarkan pikiran negatif merasuki hubungan bersaudara. Sering kali terjadi perselisihan pendapat di dalam persaudaraan, hal ini sangat wajar, tapi jangan biarkan untuk tidak pedulih sama saudara.
  2. Jalinlah komunikasi yang intens dengan saudara kandung, komunikasi sangat perlu sehinggat semakin erat rasa sedarah pada diri masing-masing.
  3. Belajarlah untuk terbuka dan selalu saling berbagi dengan mereka.  Bagi saudara yang berkecukupan bantu saudaranya yang kekurangan, ingat Anda dari rahim yang sama, Anda dari darah yang sama, jangan biarkan saudaramu kekurangan atau perluh bantuan lain, maka segera bantulah.
  4. Beradu pendapat boleh, namun jangan sampai saling menyakiti hati. Jika Ada yang  merasa sellu benar, maka dengarkanlah, kalau memang pendapatnya berbeda denganmu, mka carilah alasan yang logis yang bisa dimengerti saudaramu. Tapi kalau memang terjadi jalan buntuh dalm penyeleseian, maka diamlah. Usahakan pindah pembicaraan ke masalah lain, dan berdoalah ke yang kuasa dibukakan jalan penyeleseian terbaik.

  1. Ketika sudah disibukkan dengan kesibukan masing-masing, jangan pernah lupakan saling berkomunikasi. Sekarang banyak alat teknologi yang membeikan fasilitas untuk berkomonikasi baik langsung maupun tidak langsung. Seperti bisa langsung menghubungi lewat telepon atau ponsel, bis juga kewat Whatsapp, Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya.


Nah, Ingat Saudara sangat penting dalam hidup ini

                       

&&&&&&&&&&&&&&&ADAR260819&&&&&&&&&&&&&&&


Selasa, 06 Agustus 2019

Cerpen: ULANGAN Oleh : A. Darma


                                 
Bukannya aku  menyombongkan  diri,  memang  aku  tergolong  orang  yang  beruntung  dibandingkan  teman-temanku. Sejak  SD, SMP,  sampai  sekarang  duduk  di  bangku  SMA,  aku  selalu  masuk  peringkat  tiga  besar  di  dalam  kelas. Alhamdulillah,  setelah  duduk  di  bangku  kelas  tiga,  aku  selalu  di  peringkat  satu,  walaupun  terkadang  hanya  berbeda  satu  nilai  dengan  peringkat  dua.

Sejak  masuk  di  SMA,  aku  selalu  memotivasi  diriku  untuk  lebih  giat  belajar  supaya  nilai  yang  baik,  dan  kelas  bebas  test  masuk  di  fakultas  kedokteran  UNHAS  nantinya.  Menjadi  dokter  ingin  membantu  masyarakat,  aku  ingin  mengobati  mereka,  bukankah  biaya  berobat  sangat  mahal?

Pada  hari  Sabtu  sekitar  pukul  16.00,  aku  pergi  ke  rumah  tanteku,  di  sana  akan  ada  acara  aqiqah  pada  hari  Minggu. Aku  membantu  keluarga  di  sana. Pada  Sore  hari,  aku  pulang  ke  rumah. 
Minggu  ini,  hampir  semua  guru  bidang  studi  di  kelasku  akan  memberi  ulangan. Besok  hari  Senin,  ada  lagi  mata  pelajaran  yang  akan  diulangankan,  bahasa  Inggeris,  biologi,   dan  PKn. Kubuka  buku  bahasa  inggerisku,  aku  sungguh  kesulitan  menguasainya  karena  ada  wacana  yang  masih  banyak  kosa  katanya  belum  kuhapal,  sedangkan  biologi  cepat  kupahami  karena  hanya  membahas  organ  tubuh  manusia,  sedangkan  buku  PKn  kalau  sudah dibaca,  sudah  cukup.   

”Arma, Arma, Arma, bangun!  sudah  jam  enam,”  teriak  ibuku.

 ”Iya,  Bu,”  kataku  dengan  mata  terpejam.

Kuambil  jam  wekerku,  ternyata  sudah  pukul  06:05. Aku  heran,  aku  heran  mengapa  aku  tidak  mendengar  deringannya,  jadi  kemungkinan  terlalu  lelah  membantu  tenteku  kemarin.

Aku  mandi  dengan  tergesa-gesa. Berpakaian  kemudian  kuambil  secarik  kertas,  kubuka  buku  bahasa  Inggerisku,  kucatat  vovabulary  yang  belum  kuhapal. Yach,  kira-kira  20  kata,  kusimpan  di  saku  bajuku.
”Bu, Arma  pergi  dulu  yach!”
”Mengapa  tak  sarapan  dulu/”  tanya  ibuku.
”Tak  usah, Bu. Sekarang  sudah  pukul  tujuh,  hari  ini  upacara,”  jawabku. Aku  berangkat  dengan  mengenderai  angkot  jurusan  sekolahku,  ternyata  upacara  sudah  dimulai. Aku  terlambat  dan  harus  menjalani  hukuman  memungut  sampah  sebelum  masuk  ruangan  kelas.

Ulangan  belum  dimulai. Aku  bersyukur   karena  namaku  belum  disebut,  setelah  pak  guru  menyebut  lima  nama  temannku,  menyusullah  namaku,  aku  pun  menaikkan  buku  bahasa  Inggerisku  di  atas  meja   guru.
”Sediakan  kertas  lembar. Buku,  tas  dan  sebagainya  dimasukkan  di  dalam  laci  meja,”  perintah  guruku  dengan  lantang.
”Kalian  sudah  belajar  tadi  malam”
”Iya  Pak.”  jawab  kami  serentak.
”Arma,  mulai  berhitung  dari  angka  satu,”  tunjuk  guruku  ke  arah  diriku.

Begitulah  sistem  guru  bahasa  Inggerisku  kalau  memberikan  ulangan. Kami  berhitung  dari nomor  1  sampai  30 jumlah  ini  dibagi  dua,  ganjil  dan  genap,  aku  mendapat  nomor  sembilan  berarti  nomor  ganjil.

Pak  guru  pun  mem-bacakan soalnya  secara  bergantian,  ganjil  kemudian  genap. Setelah  cukup  sepuluh  nomor,  kami  pun  disilakan  untuk  mengerjakannya.

Kubaca  kembali  soal-soal  ternyata  hanya  enam  nomor   yang  kuketahui.
”Pak,  apakah  bisa  tidak  berurutan  nomornya?”  tanya  temanku.

Guruku memang  kompromi,  dia  hanya  duduk  di  kursi,  tapi  matanya,  bagai  mata  kucing  di  malam  hari.  Ia  menatap  kami  satu  per  satu,  membuat  aku  grogi  dan  takut  jika  bertemu  pandang  pandang  dengannya.

Sudah  enam   nomor  kukerjakan,  jadi  tinggal  empat  nomor,  kulirik  teman-temannku  di  samping  kananku.  Mereka  semua  asyik  menulis.  Kulirik  Rini  di  samping  kiriku,  dia  sedang  membuka  catatan  kecil  yang  biasa  disebut  pelampung. Kemudian  dengan  tenangnya  membuka  dan  menulis  di  kertas  jawabannya.
Aku  melirik  pak  guru  yang  duduk  di  mejanya  bagai  patung. Ternyata  dia  menatapku,  dengan  cepat  kepalaku  kutundukkan  ke  bawah.  Kuulangi  mambaca  soal-soal  yang  belum  kekerja. Yach,  tinggal  nomor  2,3,8,  dan  9.  aku  ingat,  jawaban  nomor  3  dan  8  ada  di  catatan  yang  kukantongi  tadi.  Kulirik  saku   bajuku,  aku  lihat  kertas  itu,  timbul  keinginanku  untuk  membukanya.

Tapi,jika  aku  membukanya itu  berarti  aku  melanggar  atau  korupsi. Padahal  aku  pantang  melakukan  perbuatan  seperti  ini.  Tapi  jika  aku  tak  membukanya,  aku  khawatir  akan  mendapatkan  nilai  rendah.  Begitulah  pikiran  yang  bolak-bolak  di  pikiranku.

Aku  mengangkat  kepalaku  dan  melirik  guru,  rupanya  ia  pun  melihat  ke  arahku. Aku  pura-pura  menulis   di  kertas  jawaban,  lalu  kulirik  di  samping  kiriku,  ada  Andi  yang   duduk  sejajar  denganku,  sebentar-sebentar  mumbuka  dan  menutup  kepalaan  tangannya. Ternyata  di  dalam  genggamannya,  ada  secarik  kertas  yang  kecil.  Kulirik   kembali  Rini,  ia  juga  sekali-kali melihat  catatan  yang  berada  di  bawah  kertas  jawabannya.

Kutatap  pak  guru  kembali,  tapi  belum  sempat  melihat   matanya,  kualihkan  peng-lihatannku,  kujatuhkan  pulpenku,  kemudian pura-pura  mengambilnya  kembali.

Kuyakinkan  diriku  untuk  berbuat  seperti  Rini  dan  Andi,  tapi  tubuhku  makin  gemetar. Dengan  perasaan  takut  dan  cemas,  kuangkat  tangannku  kualihkan  ke  kantong  bajuku untuk  mengambil  secarik  kertas. Aku  tak  bisa  tenang,  pikiranku  kacau  balau. Bagaimana caranya ? Bagaimana  kalau  Pak  Guru  melihatku ? Ah,  mungkin  ini  hanya  perasaannku  saja,  kuyakinkan  diriku  bahwa  pak  guru  tidak  melihatku. Kucoba  menenangkan  diri,  kubuka  kertas  itu  di  depan  meja.

Betapa  kagetku,  ternyata  pak  guru  sudah  berdiri  di  sampingku,  dia   mengambil  kertas  itu  dari  tanganku.

”Anu, anu, anu  pak,”  jawabku  tanpa  ditanya.

”Apa  ini?”  tanya  guruku. Aku  gugup,  aku takut, aku melihat  temanku,  semua  pandangan  mengarah  kepadaku. Mereka  sepertinya  mengejekku. Aku  bagai  disambar  petir,  aku  tertunduk  malu.
Bel  berbunyi  panjang  tanda  istirahat. ”Kumpul, ayo  kumpul,”  teriak  pak  guru.
Kami pun  mengumpu-lkannya,  setelah  suasana  tenang,  Pak  Guru  memanggilku,  ia  menyodorkan  ke  atas  dan  menyuruh  membacanya.
”Kalian  ikuti  Arma,  supaya  kalian  menghapal  vocabulary  itu,”

Aku  pun  membacanya,  lalu  teman-temanku  mengikutinya. Setelah  selesei  kubaca,  aku  kemudian  duduk  di  tempatku  kembali. Pikiranku  kacau  balau. Malu  dan  sakit  hati  ini. Aku   ingin  menjerit  bahwa  aku  tidak  pernah  melihat  catatan. Baru  kali  ini  aku  mencobanya,  dan  sialnya  tertangkap  basah  pula. Aku  bagaikan  dikuliti  oleh  Pak  Guru.

Kunasihati  diriku,   memang  aku  yang  salah,  bukannya  melihat  catatan  ketika  ulangan  sama  halnya  korupsi. Yach,  bukankah  kau  korupsi  ilmu  pengetahuan. Di  era  sekarang  ini,  korupsi  akan  diberantas  sampai  sekecil-kecilnya. Tapi  ini  tak  adil,  mengapa  hanya  aku,  yang  diambil  catatanya,  padahal  banyak  teman  yang  melihat  catatan. Ini  berarti,  banyak  temanku  yang  juga  koropsi  ilmu  pengetahuan.

Bagaimana  kamu  dapat  meraih  cita-citamu,  kalau  kamu  berlaku  curang.

Kubangkitkan  semengatku  kembali. Kubuang  rasa  malu  dan  grogi,  bukankah  mereka  juga  sering  tertangkap  basah. Aku  keluar  menuju  kantin  untuk  mengisi  perut  yang  sudah  merintih  sejak  tadi.
Sambil makan kubayangkan diriku bagaimana kelak 30 tahun yang akan datang, teringat tayangan-tayangan di TV bagaimana koruptor diborgol tangannya. Ya Allah, jauhkan aku dari perbuatan seperti itu. Aku tidak ingin jadi koruptor, aku  ingin jujur, aku ingin melihat negeraku bebas dari koruptor, bebas dari ketidakjujuran. Aku ingin negaraku jadi negara makmur dan jaya. Amin

******************










Berikan Pelajaran Tauhid Sejak Dini pada Anak!

      Pelajaran tauhid sangat penting diberikan kepada anak sejak dini, supaya menuntun keyakinannya kepada kuasa Allah SWT, serta dapat men...