Sebelum saya menyampaikan untaian kata ini, saya berharap kepada
para hadirin sekalian untuk sejenak menundukkan kepala, seraya melafadzkan doa
untuk teman, sahabat sekaligus saudara kita, almarhum Rudiansyah yang telah mendahului
kita, menghadap kehadirat Allah SWT, semoga amal baiknya diterima oleh Allah
SWT, semoga amal baikya diterima oleh Allah SWT, dan semua kekhilafannya
diampuni oleh Allah SWT, Berdoa dimulai, selesai terima kasih saya ucapkan
kepada para hadirin yang telah bersedia mendoakan saudara kita almarhum Rudiansyah.
Meski acara pisah tamat ini
diwarnai duka, namun tak sedikit warna dan rona keceriaan dating dari teman dan
saudara kita yang lain. Saya juga mewakili segenap siswa mengucapkan selamat
atas pernikahan beberapa teman kita yang telah mengakhiri masa remajanya. Untuk
sebuah pilihan yang baru, yakni membangun sebuah hubungan yang serius dengan
penuh tanggung jawab, dan melalui kesempatan ini pula, kita pun mendoakan
semoga teman dan saudara kita mi mampu membangun keluarga yang sakinah,
mawaddah dan warrahmah serta mendapatkan keturunan yang saleh dan cerdas. Amin
Ya Allah.
Hadirin dan
Hadirat yang berbahagia.
Waktu berjalan begitu cepat dan tak terasa. Bulir-bulir
detik, menit hingga hari terus bergulir mendampingi perjalanan hidup menusia. Hal ini
pulalah yang terjadi pada kami, siswa kelas XII. Waktu selama kurang lebih 3
tahun lamanya telah kami isi dengan berbagai warna. Akhir tahun yang ketiga ini
telah datang menghampiri kami. Membuka pintu selamat jalan kepada kami.
Kami masih ingat peristiwa 3 tahun yang lalu. Di
saat kami berbondong-bondong membawa map berisi formulir pendaftaran. Kami pun disambut
dengan senyum indah para pembina. Meski waktu itu masih tarasa asing, tetapi
senyum indah dan budi baik pembina, seakan membuat suasana asing itu menjadi
familiar. Sungguh tak terasa, waktu 3 tahun ini telah habis, dan saatnya kata
perpisahan terucap, meskipun berat lidah ini untuk mengucapkannya.
Perpisahan itu bagi kami
seperti koin yang memiliki 2 sisi yang tidak terpisahkan. Di sisi yang satu
bahwa perpisahan itu berat adanya, sangat berat untuk meninggalkan bapak/ibu
pembina dan adik-adik. Di sisi lain, masa depan menunggu kami untuk menorehkan
asa untuk cita-cita. Sebuah dilema yang cukup rumit. Namun di setiap pertemuan,
pasti terdapat perpisahan. Hal inii yang tidak dapat kita pungkiri, tetapi,
marilah kita maknai perpisahan ini hanya sebatas perpisahan fisik, tetapi
ikatan bathin ini akan tetap ada.
Hadirin dan Hadirat yang berbahagia!
Dalam waktu 3 tahun ini
kami berproses. Sebuah proses untuk menjadi yang terbaik melalui bimbingan oleh
Bapak/ibu pembina, secara pelan-pelan dan bertahap berbagai disiplin ilmu kami
serap dengan baik, dan secara bertahap pula, berbagai pesan moral tersampaikan,
guna menyehatkan akal pikiran, guna menyehatkan akal pikiran kami.
Berbagai teori yang agak
rumit kami terima, menjadi mudah tatkala
Bapak/Ibu pembina menyampaikan teori itu dengan penuh cinta dan pengabdian yang tulus untuk melihat kami menjadi cerdas. Dan hal
ini terbukti dalam indeks prestasi sekolah
kita yang mampu mendulang berbagai prestasi hingga ke tingkat nasional.
Ini semua karena dedikasi yang tinggi oleh Bapak/Ibu Pembina.
Dalam 3 tahun ini kami berproses. Sebuah proses panjang untuk
menjadi insan yang yang berdaya guna. Mampu berpikir positif dalam menyikapi
berbagai masalah. Saling berbagi cerita
ketika suka dan senang, saling berbagi solasi ketika duka dan sedih melanda.
Teringat, ketika kita tertawa bersama dan bercanda bersama di setiap sudut
sekolah bersenda guru dengan bapak?ibu pembina serta adik-adik. Rasanya hati tentram di saat berada di
sisi Bapak/Ibu pembina serta adik-adik.
Dalam 3 tahun ini, kami
berproses. Hampir separuh
waktu kami setiap harinya. Kami habiskan bersama Bapak?Ibu pembina dan
adik-adik. Betapa banyak kenangan yang tersimpan di benak kami. Kenangan yang
sangat berharga dan sukar tuk dilupakan.
Waktu terasa berlalu
begitu cepat, menyisahkan kenangan tetang perjalanan hidup kami sebagai siswa
SMAN 2 Sengkang banyak peristiwa yang kami lalui selama menimbah ilmu di
sekolah yang sangat kami cintai ini.
Ntah kami harus berkata
apa untuk mendeskripsikan suasana di
hati kecil kami, perasaan haru, gembira, suka dan bahagia bercampur
menjadi sebuah kesatuan yang sulit dirangkai dengan kata-kata.
Sebelum saya mengakhiri
untaian kata pisah ini, saya mewakili teman-teman kelas XII, mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu pembina yang selama 3 tahun ini
mendampingi kami, memberi segala sesuatu yang belum pernah kami dapat,
mengajarkan hal-hal yang masih asing dan
tabu bagi kami sehingga kami lebih siap dalam mangarungi hidup yang lebih siap
dalam mengarungi hidup yang lebih siap dalam mengarungi hidup yang lebiih kompleks di luar sana. Bapak/Ibu pembina yang telah
setia menuntun kami melewati berbagai rintangan dan problematika hidup.
Bapak/Ibu pembina yang telah ikhlas mengorbangkan separuh waktu dalam setiap
hari-harinya untuk mengalirkan berbagai disiplin ilmu kepada kami.
Bapak/Ibu pembina yang penuh pengabdian dan
dedikasi yang tinggi dalam membentuk pribadi kami menjadi sebuah pribadi yang
berakhlak dan berbudii pekerti yang baik. Bersama dengan ini pula, saya
mewakili teman-teman kelas XII menghaturkan permohonan maaf kepada Bapak/Ibu
pembina, kami sebagai manusia biasa yang tak akan luput dari khilaf, kami
pernah membuat sebuah tindakan yang membuat Bapak/Ibu merasa tidak senang, maka dari itu kami memohon maaf kepada Bapak/Ibu pembina, sebab
tanpa keikhlasan Bapak/Ibu pembina untuk memaafkan kami, maka kami tidak bisa meraih masa depan kami. Tidak ada yang
bisa kami berikan kepada Bapak/Ibu
pembina untuk membalas segala pengorbanan Bapak/ibu pembina sselain sebuah doa
yang tulus, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmatnya kepada Bapak/Ibu
pembina dalam mengamban amanah dari Allah SWT untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Melalui kesempata ini pula, saya dan teman-teman
kelas XII menyampaikan ucapan terima kasih kapada adik-adik kalas X dan XI yang
selama ini memberi kami dorongan dan semangat dalam mengarungi hidup adik yang
selama ini membantu dan memberi solusi pada setiap masalah yang kami hadapi
Kami juga menghaturkan permohonan maaf kepada
adik-adik bilamana kami pernah berbuat sesuatu yang membuat adik-adik merasa tidak nyaman. Pesan kami kepada
adik-adik sekalian bahwa sepeninggal kami, kami berharap kepada adik-adik untuk
terus belajar dan menambah pengetahuan adik-adik teruslah berkarya dan mendulan
prestasi untuk sekolah yang sangat kita cintai ini. Menjunjung tinggi harkat
dan martabat orang tua dalam sekolah.
Selalu optimis dalam menjalani hidup, selalu memberikan yang terbaik pada
masyarakat. Kami akan selalu berdoa, semoga adik-adik kelak menjadi manusia
telada dan berguna di tengah-tengah orang banyak.
Saya mewakili teman-teman kelas XII, memohon doa
restu dan bapak/Ibu pembina dan adik-adik agar ketika kami melanjutkan
pendidikan kami atau ketika kami terjun di masyarakat, tetap berada dalam ridha Allah SWT, kami juga memohon
doa restu bapak/Ibu pembina dan adik-adik agar kami mampu meraih cita-cita
kami.
Jika Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa ”Baiti
Jannati” rumahku surgaku, maka kami pun
menjadikan sekolah kami adalah surgaku, maka kami pun menjadikan sekolah kami adalah surga kedua bagi kami,
”Madrasati Jannati” sekolahku surgaku. Semoga Allah SWT memberikan kesempatan
kepada kami untuk kembali bersua dan
bertegur sapa dengan bapak/ibu dan adik-adik di suatu hari nanti.
Ada mattaro janci, janci mattaro gau, gau mattaro passengereng, mauni
mabela, oni manu teppinra, addampengen tepettu. Mappale dua limakku mellau
dampeng riseseta maneng, senge’ka si mata jarung, ubali sengetokki
natosipuppereng lino.
Sengkang, 23 April 2010
ERWIN.DJ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar